Laporan: Atlet olahraga wanita ajukan banding atas penyelesaian House vs. NCAA dengan alasan pelanggaran Pasal IX

Penulis:Felix Waktu Terbit:2025-06-14 Kategori: news

## Gugatan Rumah vs.

NCAA Terancam: Atlet Wanita Mengajukan Banding Atas Potensi Pelanggaran Title IX**Jakarta, Indonesia** – Dunia olahraga perguruan tinggi kembali bergejolak.

Kesepakatan sementara dalam kasus *House vs.

NCAA*, yang bertujuan untuk menyelesaikan tuntutan anti-trust dan memberikan kompensasi kepada atlet perguruan tinggi atas penggunaan nama, gambar, dan kemiripan mereka (NIL), kini terancam gugur.

Menurut laporan eksklusif dari Amanda Christovich, sekelompok atlet dan perwakilan olahraga wanita berencana mengajukan banding atas kesepakatan tersebut, dengan alasan potensi pelanggaran Title IX.

Title IX, undang-undang federal yang melarang diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dalam program pendidikan atau aktivitas yang menerima dana federal, merupakan landasan bagi kesetaraan gender dalam olahraga.

Para atlet wanita ini berpendapat bahwa struktur kesepakatan *House vs.

Laporan: Atlet olahraga wanita ajukan banding atas penyelesaian House vs. NCAA dengan alasan pelanggaran Pasal IX

NCAA*, yang berpotensi memprioritaskan kompensasi kepada atlet pria di cabang olahraga yang menghasilkan lebih banyak pendapatan, dapat secara tidak adil merugikan atlet wanita dan melanggar semangat serta huruf Title IX.

**Analisis Mendalam: Potensi Dampak yang Merugikan**Argumen ini memiliki bobot yang signifikan.

Secara historis, olahraga pria, terutama sepak bola dan bola basket, telah menghasilkan sebagian besar pendapatan untuk NCAA dan universitas anggotanya.

Kesepakatan yang tidak secara eksplisit melindungi kepentingan atlet wanita dapat secara efektif memperlebar kesenjangan finansial yang sudah ada antara olahraga pria dan wanita.

Bayangkan skenario di mana dana kompensasi yang dialokasikan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan.

Olahraga pria, dengan basis penggemar yang lebih besar dan kesepakatan sponsor yang lebih menguntungkan, akan menerima bagian yang jauh lebih besar dari kue tersebut.

Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan dana untuk program olahraga wanita, membatasi peluang rekrutmen, dan menghambat pengembangan atlet wanita.

**Sudut Pandang Pribadi: Sebuah Perjuangan Panjang untuk Kesetaraan**Sebagai seorang pengamat olahraga yang telah menyaksikan perjuangan panjang dan berat atlet wanita untuk mendapatkan pengakuan dan kesetaraan, saya merasa sangat prihatin dengan perkembangan ini.

Title IX adalah hasil dari perjuangan yang gigih, dan kesepakatan *House vs.

NCAA* seharusnya menjadi langkah maju, bukan kemunduran.

**Ulasan Eksklusif: Apa yang Dibutuhkan untuk Memastikan Kesetaraan?

**Untuk menghindari pelanggaran Title IX, kesepakatan *House vs.

NCAA* perlu direvisi untuk memasukkan mekanisme yang menjamin alokasi dana yang adil dan setara antara atlet pria dan wanita.

Ini dapat mencakup:* **Kuota atau target:** Menetapkan kuota atau target untuk memastikan bahwa persentase tertentu dari dana kompensasi dialokasikan untuk atlet wanita.

* **Evaluasi dampak Title IX:** Melakukan evaluasi dampak Title IX yang komprehensif untuk mengidentifikasi dan mengurangi potensi dampak negatif dari kesepakatan tersebut terhadap atlet wanita.

* **Representasi yang setara:** Memastikan representasi yang setara dari atlet wanita dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan alokasi dana dan implementasi kesepakatan.

**Statistik Terperinci: Kesenjangan yang Perlu Ditangani**Meskipun data spesifik tentang potensi alokasi dana di bawah kesepakatan *House vs.

NCAA* masih belum tersedia, kesenjangan pendapatan yang ada antara olahraga pria dan wanita jelas.

Menurut laporan dari Knight Commission on Intercollegiate Athletics, pada tahun 2019, hanya 24% dari pendapatan olahraga di universitas Divisi I yang dihasilkan oleh olahraga wanita.

Statistik ini menyoroti perlunya tindakan yang disengaja untuk memastikan kesetaraan dalam kesepakatan *House vs.

NCAA*.

Banding yang akan diajukan oleh atlet wanita ini merupakan langkah krusial dalam melindungi hak-hak mereka dan memastikan bahwa kesepakatan *House vs.

NCAA* benar-benar adil dan setara bagi semua atlet perguruan tinggi, tanpa memandang jenis kelamin.

Masa depan olahraga perguruan tinggi dan komitmen kita terhadap Title IX bergantung padanya.